RESENSI NOVEL : SIRKUS POHON KARYA ANDREA HIRATA




Assalamualaikum teman-teman.
Hari ini saya akan mengulas atau meresensi tentang sebuah novel karya Andrea Hirata di tahun 2017. Harus saya akui, lagi-lagi saya tertinggal tentang update buku ini, jadi baru bisa saya beli dan baca di tahun 2018. Berikut adalah ulasannya.


Judul   : Sirkus Pohon
Penulis             : Andrea Hirata
Penerbit           : Bentang Pustaka
Tahun terbit     : Agustus, 2017
Tebal buku      : 383 halaman
ISBN   : 978-602-291-409-9

 “Fiksi, cara terbaik menceritakan fakta” – Andrea Hirata.

Resensi:


Andrea Hirata masih menceritakan kehidupan orang-orang Melayu. Novel Sirkus Pohon ini menceritakan tentang kehidupan seorang pemuda yang bernama Sobrinudin yang dipanggil dengan ‘Hob’. Seorang pemuda kampung yang tidak memiliki pekerjaan. Hanya berbekal ijazah lulusan SD, yang sekolahnya hanya tamat pada kelas 2 SMP menyebabkan Hob sulit mencari pekerjaan. Tidak seperti abang-abangnya yang sukses bekerja di PN Timah atau menjadi PNS dan berkeluarga.

Hob memiliki kawan yang bernama Taripol, seorang yang selalu membuat onar di kampung sebab ia adalah seorang pencuri. Akibat ulah Taripol pula, Hob berhenti sekolah pada kelas 2 SMP dan karena keluguannya yang dimanfaatkan Taripol sehingga Hob masuk penjara.
Kehidupan Hob mulai berubah ketika ia bertemu dan jatuh cinta kepada gadis penjaga toko yang bernama Dinda. Bersama Dinda lah semua petualangan hidup Hob dimulai, dari giat mencari kerja dan membuat sebuah moto “Bangun pagi, Let’s go” hingga petualangan hidupnya dengan sebuah pohon delima besar di pekarangan rumahnya.

Novel ini tidak hanya bercerita tentang kehidupan Hob, Andrea Hirata juga menceritakan bagaimana situasi perpolitikan di kampung melayu itu dalam pemilihan kepala desa yang masyarakatnya masih percaya dengan tahayul dan mistis. Dalam novel ini juga diceritakan betapa hebatnya kekuatan pohon delima yang tumbuh di pekarangan rumah Hob, diagung-agungkan semua orang yang memiliki kepentingan.

Pada beberapa babak Andrea Hirata juga menceritkan kisah pencarian dan percintaan Tara dan Tegar. Sosok Tara dan Tegar yang ramah, dan tidak pernah menyerah dalam menjalani kehidupan serta mencari seseorang yang ditemuinya saat acara perceraian kedua orang tuanya sejak mereka kecil.

Andrea Hirata selalu sukses menyajikan cerita dengan baik, yang tidak membuat pembaca merasa bosan atau pusing dengan sudut pandang penceritaan itu. Ia sungguh lihai memainkan diksi-diksinya itu dalam sebuah cerita. Banyak pesan yang dapat diambil dari novel ini mulai dari kehidupan, kisah cinta, perpolitikan dan yang lainnya yang dapat kau temukan sendiri hanya dengan membaca novelnya. Akhir kata, dapat disimpulkan usaha tidak pernah mengkhianati hasil.

Adapun beberapa kutipan yang saya garis bawahi dari novel Sirkus Pohon :

“Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki adanya, untuk memudahkan manusia bekerja.” halaman 37

Boi, Samudra dapat kau samarkan, gunung dapat kau kaburkan, apa pun dapat kau sembunyikan di dunia ini, kecuali cinta” halaman 82



“Ternyata hidup ini indah bukan buatan. Kurasa mereka yang selalu mengatakan hidup ini sulitlah, sepilah, tak adilah, segala rupa keluhan, perlu mempertimbangkan profesi baru, sebagai badut sirkus” halaman 91

Comments

  1. Kira-kira, karya Andrea Hirata apalagi nih yang belum dikoleksi? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. cinta di dalam gelas, dwilogi dari padang bulan belum dikoleksi :D

      Delete
  2. Bakal masuk referensi nih kayaknya... aku baru punya satu karya Andrea Hirata yang Cinta di dalam Gelas...hehe

    salam kenal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah justru saya mau baca novel itu, karena saya mulai baca pada bagian kedua dari dwiloginya yang padang bulan.

      salam kenal juga :)))

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

HAIKU dan TANKA

RESENSI NOVEL : PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA

RESENSI NOVEL : HUJAN BULAN JUNI KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO