Cerita di setiap tetes air, Hujan!

"Yasmin.. yasmin..."
"Hm, iya bim."
"Kamu lelah sekali sampai tertidur di bahuku"
"Serius kamu?" Tanyaku.
Aku juga tidak mengerti mengapa aku bisa tertidur bersandar dibahunya. Mungkin memang karena aku sudah lelah dengan aktifitasku di kampus.
"Iya, kamu tidur di bahu aku. Yas, lebih baik aku antar kamu pulang saja. Hujan sudah reda, lagi pula jam menunjukkan pukul 21.20 aku rasa toko buku pun sudah tutup"
"Tapi bim, aku butuh buku itu esok pagi. Itu buku untuk tugas yang akan ku ajukan kepada dosen pembimbingku"
"Yas, hari sudah malam. Kamu juga sudah lelah sekali seharian penuh di kampus, apa kamu tidak cape?"
"Bim, selama aku masih ingin mencarinya itu pertanda bahwa aku belum cape"
"Yas, aku mohon kita pulang saja. Aku tidak ingin orangtuamu mengkhawatirkan kamu di rumah"
Tanpa aku mengucap sepatah kata pun, bima menyalakan kembali motornya dan menyuruhku naik.
"Ayo yas"
Aku naik tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tatapanku hanya ke samping melihat pesisir jalan raya yang penuh dengan gedung yang mencakar langit.
"Yas..."
"Iya" Kali ini aku menjawab panggilan dari bima
"Kamu marah?"
"Tidak"
"Yasudah"
Sepanjang perjalanan pun terasa sangat hening tanpa berdialog diantara kami. Sampai tiba aku diantarkannya di depan gerbang rumahku
"Terimakasih ya bim"
"Iya yas samasama, aku pulang dulu yah"
"Iya bim, hati-hati"
Lelah memang iya sangat lelah, namun aku masih saja memikirkan buku yang akan ku ajukan kepada dosen sebagai bahan presentasi aku.
06.00 wib
Lelah membawaku untuk terbang ke alam mimpiku. Selamat pagi matahari yang sudah setia muncul di setiap pagi.
Merapikan pakaian dan langsung berangkat ke kampus dengan diantarkan papa.
"Pa aku masuk dulu dah pah"
"Iyah, yas. Pulangnya naik taxi aja yah"
"Pagi om..."
"Oh iya pagi bima"
"Om, biar nanti yasmin pulangnya sama bima saja om"
"Oh iya bima terimakasih yah. Maaf, om ga bisa lama-lama. Om jalan dulu yah"
"Oh iya om, hati-hati yah om"
"Iya bima.."
Keluargaku memang sudah kenal dengan bima bahkan sangat dekat, mengingat papa nya bima adalah rekan kerja papa. Dan dulu pun, kami sempat tinggal satu komplek di permukiman. Namun, karena jarak tempuh komplek itu agak jauh dari kantor papa bima. Itu yang membuat kami berpisah.
"Yas..."
"Iye. Kenapa?"
"Nih buat kamu"
"Apa ini?" Kotak yang dibungkus dengan kertas kado bergambar bunga mawar diberikan bima untukku. Entahlah, aku tidak tahu apa isinya.
"Buka saja lah yas, masa tanya"
"Bim. Aku bingung deh, hari ini bukan hari ulang tahun aku, bukan hari peringatan apa-apa. Dan kamu kasih kado ini? Dalam rangka apa?"
"Yee jangan geer yah kamu yas, ini cuma sebagai permintaan maaf aku atas kejadian semalam yang bikin kamu bete"
"Yaa ampun bima! Aku ga apa-apa kali"
"Ya sudah, buka saja lah yas"
~to be continue

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

RESENSI NOVEL : PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA

HAIKU dan TANKA

Getir